Popular Posts

Saturday, July 27, 2013

Two Days #4



 #4

Sayup-sayup kudengar sebuah suara berusaha membangunkanku, diiringi dengan usapan lembut ditelingaku.Aku segera terbangun, melihat Edward yang ada disebelahku dia hanya tersenyum. Aku membalas senyumannya itu. Dalam hati aku berkata ‘Ya Tuhan.. Apa yang aku lakukan semalam. Kenapa aku tak bisa memberontak justru malah sebaliknya. Maafkan aku Tuhan..’.
“Aku mau siap-siap berangkat kuliah dulu, kau juga. Kita bertemu dibawah..” aku melangkahkan kaki menuju kamar mandi. Dari ujung mataku terlihat Edward turun dari tempat tidur dan keluar kamarku.
Beberapa menit aku bersiap-siap. Aku segera turun menuju ruang makan. Kudapati Edward sedang menyiapkan makanan dimeja. Bibi hanya meletakkan minuman, dua gelas susu dan air putih.
“Sudah selesai? Sarapan dulu, aku yang buatkan tadi..” kata Edward sambil menyiapkan sebuah bangku untukku disebelahnya. Sejenak kami berusaha melupakan kejadian semalam.
“Benarkah? Aku tak tahu kau bisa memasak.” Ledekku, segera aku duduk dan melahap makanan yang ada dimeja. Dan benar saja, makanan ini enak.
“Iya, enak bukan?” kata Edward.
Aku hanya mengangguk saja, makanan ini benar-benar enak. Aku iri padanya, aku seorang perempuan tidak bisa memasak, sedangkan dia laki-laki tapi bisa memasak seenak ini. Aku ingat, hari ini dosen killer itu mengajar, segera aku bergegas menuju garasi kulihat mamang baru selesai menyiapkan mobil.
“Hey.. Jangan tergesa-gesa. Tunggu aku..” kata Edward yang kemudian berlari kearahku.
“Motorku mana?” Tanya Edward masih mencari-cari motornya.
“Sudahlah cepat masuk kemobil. Kita hampir terlambat.” Kataku dari dalam mobil. Edward segera masuk kedalam mobil, tanpa basi-basi langsung kutancapkan gas menuju kampus.
“Kayle.. Pelan-pelan, nyawaku ada padamu.” Kata Edward, terlihat dari ujung mataku dia mengencangkan sabuk pengaman.
“Sampai. Ayo turun sebelum kita terlambat.” Aku segera bergegas turun dari mobil.
“Kayle.. tunggu.” Kata Edward yang kemudian berjalan disebelahku.
Dosen nampaknya sudah memulai aksinya. Hanya aku dan Edward yang terlambat. Segera aku masuk diikuti Edward dibelakangku, tampak seisi kelas melihat kami berdua. Tak terkecuali Bella, dia melihatku dengan tatapan sinis.
“Kalian terlambat! Kayle, aku sudah peringatkan kau berkali-kali. Dan aku sudah muak dengan semua alasanmu yang tak masuk akal itu. Tapi Edward? Sejak kapan kau mulai terlambat datang. Jelaskan alasanny?!” bentak dosen killer itu sebut saja Mr.O. Kulihat Edward shock, dia mungkin tak pernah diomelisebelumnya. Menyandang mahasiswa teladan membuatnya disegani banyak orang. Tak banyak orang yang membentaknya, bahkan hampir tidak ada. Melihat Edward semakin gugup, aku berpikir untuk membantunya.
“Sudahlah sir. Yang penting sekarang dia datang, dia hanya terlambat sekali saja bukan. Ini semua karena saya…” kataku dengan suara agak berat.
“Baiklah jangan diulangi lagi, kalian berdua silahkan duduk. Untuk kayle, saya tunggu diruangan saya nanti.”
“Baik sir..” kataku agak ketus, dari ujung mata terlihhat Bella yang terus mengawasiku dia melihatku dengan tatapan sinis.

No comments:

Post a Comment