Popular Posts

Wednesday, June 26, 2013

It's Crazy Diary 1

It's Crazy
Part 1

'Bruum... Bruum...' suara motor CR-Z Bio sudah menggema.
"Bio! Tunggu bentar ya, gue mau ambil buku yang ketinggalan dikamar.."
( Yap inilah gue Ike Nurma, gue siswi SMA Harapan Bangsa. Umur gue masih 16 tahun dan 3 hari lagi gue ulang tahun. Gue termasuk murid yang rata-rata prestasinya udah menengah keatas, bisa dibilang otak gue lumayan encer. Hobi gue ngomong juga makan, tapi kenapa gue nggak gendut-gendut yah? *lupakan. Papa mama gue pengusaha, tapi mereka nggak sesibuk konglomerat lain, mereka cukup ngertiin aku kok. Bisa dibilang keluarga gue cukup harmonis. Dan gue adalah satu-satunya anak mereka, yap anak tunggal. Tapi gue nggak manja, gue cukup mandiri buat ngurusin urusan gue sendiri. )
"Ike.. Ike.. kebiasaan lo emang.."
( Bio Samodya, sahabat gue dari kecil. Mungkin waktu belum lahir gue udah sahabatn sama dia kali ya, sampe kaya ada ikatan batin gitu. Dia anaknya childish tapi tapi diimbangi sama kepinterannya dia. Diborong semua tuh anjungan-anjungan di sekolah gue, jadi ketua tim basket, ketua kelas, ketua OSIS, dan nggak kalah pentingnya dia selalu dapet predikat cowok perfect. Gila nggak tuh. Muka ganteng check. Keren check. Pinter check. Tajir check. Cuma satu kelemahannya dia, CUEK abis. Tapi itu nggak berlaku buat gue )
"Udah semua belum?"
"Udah kok.. berangkaat!"
"Beneran?" Bio mengerutkan dahinya.
"Yaelah, ayok cabut.."
"Buku kimia udah belum? nanti jamnya bu Aida diganti sama pak Rono. Inget?"
"Aduh lupa gue! Bentar Yo gue ambil bukunya dulu!" secepat kilat gue balik ke kamar ngambil buku.
"Hosh.. Hosh.. udah gue ambil bukunya, cabuuut.." dengan susah payah gue ngomong.
( Satu kebiasaan gue, LoLa alias loading lama plus PELUPA. Untung ada Bio yang 'selalu siap sedia' buat gue. Dan gue juga ngambekan sih, tapi nggak sampe parah sih. )
"Udah belum? lo kan pelupa.."
"Udah ayok.."
"Lip gloss?"
"Hah lip gloss lip gloss gue mana?" 
'Bruum... gue kaget waktu Bio langsung tancap gas. Gila nih anak kalo gue jatuh gimana coba... 
"Yo, pelan dikit napa?!"
"Biar cepet nyampe sekolahan. Kesiangan jadinya kan, lo lupa mulu sih.."
"Elaah, ya maap.."
"Pegangan!"
"Waaaaaaaaaaa Biooo... Lo gila apa! Lo kira jalanan sini punya nenek moyang lo!?"
"Biarin wlek :p"
Nih anak emang bener-bener nekat.. Dari dulu sampai sekarang nggak ada bedanya. Bisa-bisa mati berdiri gue... *lupakan. Ini memang keadaan genting, kurang 10 menit lagi udah bel masuk. Bener juga kalo si Bio ngebut. Tapi nyawa men taruhannya...
"Nyampe..." kata Bio sambil melepas helm fullfacenya itu.
"I'ts crazy! Tadi lo jalan kecepatannya berapa?"
"120 kilometer per jam.."
"Gila lo, jantung gue hampir copot tau nggak.. Kapok gue bareng lo." sambil ngerapihin rambut gue yang berantakan.
"Jangan dong, entar gue kalo ada apa-apa dijalan gimana? Kalo gue sendirian gimana?"
"Itu mah DL.. DERITA LO.. hahahah"
"Ih rese lo.."
*cuek gue tinggalin aja tuh kucrut. Paling juga ngikut sendiri. Dan bener dugaan gue dia udah 'selalu siap sedia' buat gue. Bukan berarti gue manfaatin dia.
"Tungguin Ik.."
"Lo lemot sih.."
"Enak aja baru sebentar juga. Parahan lo kali, tiap pagi adaaa.. aja yang lupa. Sampe jarang kita masuk sekolah datengnya pagi. Dan itu semua gara-gara siapaaa? Elo.."
"Udah? Terusin aja lagi..."
"Ih ngambek ih.. "
"Biarin"
"Ikeeeee... Jangan ngambek ya? Ntar gue traktir deh dikantin.. Pliiiss jangan ngambek yah?"
"Oke.. Dapet traktiran lagi nih... hahaha"
"Wah kacau, bisa-bisa melarat mendadak nih gue.."
"Sialan lo.." gue tonjok tuh jidatnya Bio.
"Aduh.. sakit tau.."
'tonenonet... tonenonet...'
"Udah bel Ik, masuk yuk..."
"Heeem"

-Dikelas-

Setelah guru selesai cuap-cuap dikelas. Gue langsung tancap gas menuju ke kantin. Bareng Bio tentunya. Bio duduk dibangku sebelah gue. Dari dulu ketemu sampai sekarang Bio nempelnya sama gue terus. Temen-temen sampe pada bingung nyebut kita berdua apaan. Kembar dempet apa ya? *lupakan.
"Yo ayook katanya mau nraktir gue?"
"Bentar napa Ik, nanggung nih.. Masalah makan aja semangat 45 lo" ledek Bio
"Ngledek lagi nih ceritanya? Udah, ntar lo minjem buku gue kan bisa.. Ayook"
"Aaaa Ike.."
"Ayoook.." Akhirnya mau juga tuh kucrut.
"Iya deh... Dasar"
"Biarin :p"

"Ciee KD, mau kemana nih? Gabung doong" kata Ria.
( Ini salah satu temen deket gue selain Bio, Rianji Apilarang. Agak aneh sih emang namanya, tapi dia anaknya baik, meskipun agak sok tau gitu, tapi anaknya pinter. Kapten cheers, cantik pula. Tapi sayang dia gampang suka sama orang dan perfectionis. Yang pertama dia nilai pasti fisik, emang nggak bohong sih. Pasti yang pertama dilihat orang kan fisiknya. )
"KD KD enak aja lo.."
"Tapi bener kan Ik, kalian berdua kan KD alias Kembar Dempet. Kemana-mana berdua mulu.."
"Biarin.." gue sama Bio kompak
"Tuh kan mulai..."
*cuek
"Mau kemana nih?"
"Kantin" jawab Bio cuek.
"Ngikut ya?"
"Tanya Bio tuh... lo boleh ngikut nggak"
"Bio.. Gue ngikut yaa yaa yaa?"
"Boleh" Bio masih cuek. Emang kalo dia sama orang lain pasti cuek, kecuali buat gue pastinya.
"Assek.."

Kita bertiga jalan kekantin yang cukup jauh dari kelas, yah maklum kelas kita ada di lantai 3 dan kantin ada di lantai bawah... Jadi harus ada energi lebih biar bisa kekantin. 

"Akhirnya nyampek juga..." kata gue sambil ngos-ngosan.
"Kalian pesen gih.. Ntar gue yang bayarin"
"Makasee Bio.." kata Ria agak-agak genit gimana gitu..
"Thanks Yo.."
"U're welcome..."
"Bener-bener si Bio, sama yang lainnya cuek. Giliran sama lo, beda 180 derajat Ik."
"Itulah hebatnya Bio.. Iya nggak yo?"
"Iyaa.. udah kalian pesen gih.."
"Seep, mas pesen mi ayam 2 es teh 2, lo apa Ri?"
"Gue bakso sama es teh aja deh."
"Oke, mas.. mia yam 2, es teh 3, bakso 1. Cepetan mas"
"Iya mbak"

Beberapa menit kemudian, pesanan kita datang.
"Ini mi ayam 2 bakso 1"
"Okee"
"Minumnya es teh 3"
"Oke, makasih mas.."
"Marii makan.." kata gue semangat.
"Pelan-pelan aja kali Ke..."
"Hehe.. Iya deh iya..."
"Ke kok lo langsung mesen mi ayam 2 sama es teh 2 sih?" tanya Ria sambil mengerutkan dahinya.
"Kan sama Bio gue mesennya.."
"Kok lo udah tau sih?"
"Yaelah, kaya nggak tau kita berdua aja sih Ri. Gue itu udah tau seluk-beluk Bio. Iya nggak yo?"
"Yo'a..." Bio hanya mengangguk
"Kalah deh gue urusan sama lo berdua..."
"Udah cepetan makan, ngobrol aja.."
"Iya iya.."

Beberapa menit kemudian...

"Akhirnya selesai juga acara makan gue, balik kekelas rasanya males banget gue. Apalagi ini jamnya si guru killer itu, Ogah gue.."
"Ayok Ike.. Semangat dong" bujuk Ria.
"Ah males gue.."
"Ike.. Ayo berdiri, kita balik kelas. Bentar lagi mau bel nih, kalo lo nggak ikut mau apa dihukum suruh berdiri depan tiang bendera sambil hormat kaya dulu lagi."
"Ih ogah gue.."
"Makanya ayoo... Filling gue hari ini kita bakal seru-seruan.."
"Yang bener??" goda gue
"Iya, udah ayok.."
"Iya deh iya.."
"Haduh Ike.. Ike.. Manja banget sih. Pake dirayu-rayu segala baru mau..." ledek Ria.
"Oh iya Yo makasih udah traktir gue makan.."
"Sama-sama" jawab Bio dingin.

Gue, Bio, dan Ria balik ke kelas. Menghadapi guru killer satu ini emang gue kwalahan, tapi Bio malah nganggep mapel ini buat seru-seruan. Emang dasar temen gue yang satu ini. Tapi untung juga gue jadinya, kalo gue nggak ngerti dengan sukarela Bio ngajarin sampe bisa. Mungkin otak gue jadi mendingan gara-gara Bio kali ya...

"Jadi, HCL itu salah satu komponen dari.. bla-bla-bla-bla..."
Setengah jam selesai cuap-cuap. Tiba-tiba...
"Bapak kasih kalian tugas.."
"Yaah..." satu kelas kompak kecuali si kucrut Bio.
"Tapi, kali ini beda... Kalian akan saling berpasangan, laki-laki dan perempuan. Tapi pasangnnya bapak acak, nanti kalian ambil undian nama pasangan kalian. Ini kotak nama laki-laki. Kalian siswi perempuan ambil satu-satu dikotak ini."

Beberapa menit kemudian.
"Kalian lihat dengan siapa kalian berpasangan..."
"Sudah?"
"Sudah pak..."
"Tugasnya nanti kalian membuat soal sebanyak 20 pilihan ganda, 10 isian, dan 5 uraian setiap pasangan."
"Baik pak.."
"Tugas ini beda.. Kalian boeh mengumpulkan kapanpun kalian mau, tapi ada batasnya terakhir mengumpulkan bualan depan oke? Siapa yang mengumpulkna terlebih dahulu akan mendapat nilai tambah, semakin lama mengumpulkannya semakin sedikit nilai yang didapat. Sudah jelas semua?"
"Sudah pak..."
"Bio kamu berpasangan dengan siapa?"
"Ike pak.."
"Agar kamu bisa bersosialisasi dengan teman kamu yang lain, terpaksa bapak pasangkan kamu dengan Ria."
"Nah terus saya gimana dong pak?"
"Kamu sama Vian, bertukar tempat sama Ria."
"Yah, tapi pak-"
"Nggak ada tapi-tapian."
"Iya pak..."

Sebel gue, tuh guru killer malah pasangin gue sama Vian. Udah bagus Bio, eh main ganti aja.. 
Sampai kapan guru killer itu ngasih gue kerjaan mematikan.

'tingtongtingtong..
Bunyi bel rumah gue, segera gue bukain pintu.
"Vian? Ngapain lo malem-malem dateng kerumah gue?"
"Mau ngerjain tugas lah emang ngapain lagi.."
"Oh yaudah ,masuk.."
"Makasih.."
"Iya, ayok ke kamar.."
"Ngapain?"
"Nerjain tugas lah.. Udah cepetan ayook.. Bentar gue panggil bi Nem dulu. Lo mau minum apa?"
"Apa aja deh. Kamar lo luas juga Ke.."
"Halah.. gue bawain air comberan baru tau rasa lo.. Udah cepetan apaan?"
"Soda aja deh, biar nggak ngantuk.." Vian masih celingak-celinguk liatin kamar gue.
"Yaudah tunggu bentar ya.."

-Didapur-
"Bi' bisa bawain soda sama jus jeruk terus cemilan, ntar bawa ke kamar Ike ya bi.."
"Iya non.. ada mas Bio ya non.. Tumben minta soda..."
"Bukan bi, bukan Bio.."
"Siapa non?"
"Itu si Vian.."
"Ohh, Vian anak komplek sebelah itu ya non.."
"Iya, udah bi cepetan ya.."
"Iya non."
"Oh iya, papa sama mama udah pulang?"
"Belum non mungkin hari ini nggak pulang.. Besok baru pulang mungkin non.."
"Ohh, yaudah bi aku tinggal ya."
"Iya non.."

-Dikamar-

"Lama nunggunya?"
"Eh nggak kok.."
"Yaudah langsung kerjain aja ntar keburu malem. Mana bukunya?"
"Kan tadi lo yang bawa.."
"Oiya lupa gue.."
"Ike.. Ike.. emang lo kebiasaan sih.."
"Ngeledek nih.."
"Nggak nggak Ke, becanda doang.."

Beberapa menit kemudian...

"Udah belom Ke?"
"Bentar.. Gue lupa naruhnya. Nah ini dia.."
"Mana?"
"Ini, sabaran dikit napa..?"
"Katanya tadi suruh cepetan, udah cepetan disuruh sabaran. Gue cium juga lo.."
"Gila lo, awas lo berani cium, gue gue gampar lo..!"
"Widiih.. galak amat neng.."
"Biarin wlek :p"

'toktoktok.. "non ini bi Nem..." terdengan suara bi Nem dai balik pintu.
"Iya bi, bentar.."
setelah gue buka pintu, gue kira cuma bi Nem yang nongol. Ternyata Bio juga... Selamet deh gue.
"Masuk Yo.. Makanannya taruh karpet aja bi.."
"Iya non, bibi tinggal dulu ya.."
"Iya bi.. Eh bi cemilan sama minuman buat Bio udah?"
"Udah non tadi bibi sekalian buatin."
"Ada apa yo?"
"Eh nggak cuma mau maen aja. Taunya ada Vian disini.."
"Oh.. maen aja lagi.."
"Emang gue nggak 'NGGANGGU' kalian" kata Bio menekankan.
"Nggak yo, tadi Vian kesini mau ngerjain tugas dari guru killer favorite lo itu.."
"Oh.. Udah tadi Yan?" Bio agak nyolot
"Nggak barusan kok..."
"Yaudah nngerjain lagi ya.. Oiya Yo tapi siang waktu mau kekantin kan lo belum selesai nulis kan? tuh ambil aja bukunya dimeja, kalo nggak ada cari aja sampe ketemu."
"Kebiasaan lo Ke.."
"Heheh biarin, lagian lo kan udah tau gimana gue.."
"Iya deh iya.. gue cari nih"

Tak lama kemudian.
"Nah ketemu... Jauh amat dari perkiraan gue.."
"Udah, Lo nemu dimana?"
"Di tempat tidur lo tuh.."
"Ohh.. yaudah salin aja.."
"Iya.."
"Minuman sama cemilan gue?"
"Nih ambil aja bawa ke meja."
"Oke.." Bio mengambil segelas susu hangat dan biskuit.

"Yan diminum tuh, sama dimakan cemilannya.."
"Iya ntar, nanggung nih." Vian masih sibuk dengan bukunya.
"Emm.."
"Gue minum ya.."
"Iya, nggak usah sungkan-sungkan"
"Bio mana?"
"Tuh lagi nyalin catetan tadi siang.."
"Oh.. Wih.. Pegangannya susu putih sama biskuit.."
"Udah biasa kali Bio kaya gitu.. tanpa disuruh juga bi Nem udah tau."
"Ohh" Vian ngangguk-ngangguk gak jelas.
"Lo udah dapet berapa soal?"
"10 pilihan ganda sama 3 uraian.. Lo sendiri?"
"7 pilihan ganda sama 8 isian..."
"Berarti kan tinggal 3 pilihan ganda, 2 isian, sama 2 uraian. Gue nyelesein pilihan gandanya sama isian, lo uraiannya aja ya.."
"Iya.."

"Udah selesai yo?"
"Ini tinggal dikit lagi..." kata Bio sambil meneguk susu hangatnya.
"Nanti kalo cemilannya habis, bilang bi Nem aja biar dibuatin lagi."
"Oke Ke.."
"Lo udah nyelesein tugas guru killer favorit lo itu?"
"Udah dong, guee.."
"Iya deh percaya.. Makanya dari tadi nganter gue pulang lo nggak menampakkan diri.."
"Emang gue setan apa, pake menampakkan diri segala.."
"Hahah, nah itu lo tau.."
"Dasar lo Ke.."
"Biarin wlek ;p"
( Kebiasaan baru gue, meletin lidah :p )

-Jam 08.30 malam-

"Hhhh.. akhirnya selesai juga. Kumpulin besok lusa aja ya, besok kita koreksi nih kerjaan.."
"Iya nih, gue juga udah capek. Gue pamit pulang dulu ya Ke.."
"Iya ati-ati.."
"Bio gue pamit dulu ya.. Lo nggak pulang?"
"Gue nginep sini." jawab Bio singkat.
"Ohh.."
"Yaudah gue pulang dulu daa semua.."
Vian mengayuh sepeda fixie-nya cepat. Tinggal gue dan Bio juga bi Nem dirumah. Dan Bio mau nginep sini, adalah hal biasa buat gue.

-Dikamar gue-

"Lo mau tidur dimana Yo? Ruang tengah apa disini?" gue bakalan tau masalah apa yang lagi dihadapi Bio dari tempat dia tidur.
"Disini aja, sekalian mau curhat gue.. Bisa kan?" jelas Bio. Nah sekarang gue tau, masalah besar yang lagi Bio hadapi.
Sekali lagi gue beranikan tanya "Sama gue apa di sofa?"
"Sama lo aja.." Bio segera menuju ke master bed.
"Cerita gih.. Gue siap mendengarkan kok, ada masalah lagi ya?" Bio cuma ngangguk.
( Gue udah biasa tidur bareng Bio, tapi nggak pernah ngapa-ngapain kok. Dia begitu kalo lagi ada masalah besa sama papa-nya yang posesif. Bio nginep dirumah gue dan tidur di ruang keluarga berarti itu cuma masalah kecil. Kalo nginep dikamar berarti masalahnya besar. Dan kalo minta tidur bareng gue, berarti masalahnya sangat gawat. )
Gue segera ambil posisi disebelah Bio "Kenapa lagi?"
"Gue kesel tau nggak sama bokap gue!" Bio emosi, tapi gue udah cukup hafal apa sebabnya.
"Emangnya kenapa?"
"Masa ya Ke, tiba-tiba dia nyuruh gue jadi penerus perusahaannya?!"
"Emang kenapa? Nggak ada salahnya kan?"
"Ya salah besar lah Ike... Gue dari dulu tuh nggak tertarik sama yang namanya 'EKONOMI', lo kan udah tau cita-cita gue pengen jadi dokter, apa jangan-jangan lo lupa?"
"Enggak Yo maksud gue nggak gitu... Apa salahnya mencoba?"
"Tapi gue nggak mau, sekali nggak mau ya nggak mau!" Bio langsung mengambil posisi tidur.
"Bio.. Lo udah denger alesan papa lo belum?"
"Udah, dia bilang biar gue jadi sukses kaya kak Abi. Sialnya lagi gue dibanding-bandingin tau nggak sama kak Abi."
"Yaudah mungkin papa lo kayk gitu soalnya dia sayang sama lo dan pengen lo kaya kak Abi, bahkan bisa melebihi kak Abi."
"Tapi nggak gini juga caranya.."
"Hoam, yaudah lo pikir-pikir lagi deh keputusan lo tadi menurut lo baik atau nggak... Gue mau tidur, udah malem nih... Ngantuk.."
"Gut nite.."
"Night.."
"Peeeluuk.."
"Udah mulai lagi deh, childish lo tuh nggak ilang-ilang ya dari dulu..."
"Aaa. Nggak mau tau, pokoknya peluk biar tenang.."
"Hmm iya iya... Tapi jangan macem-macem loh.."
"Iya tenang aja, gue nggak bakal macem-macem kok."
"Udah tidur gih.."
"Iya.."

Jam 10.00, gue tidur bareng Bio dan gilanya lagi dia minta peluk.. Omaygat, masalah yang tadi diceritain Bio sih menurut gue nggak terlalu gawat. Tapi tau ah sebagai sahabat kita harus saling membantu, apalagi Bio udah gue anggep sodara sendiri.

Keesokan harinya....
"Waaaaa..!"

1 comment:

  1. - Maaf kalo masih banyak yang typo..
    - Ngebut soalnya, 4 jam baru jadi..
    - Dan sorry kalo masih gaje..

    Thanks reader, visitor, haters, lovers...

    ReplyDelete