Popular Posts

Monday, August 26, 2013

SIMPHONI HITAM



            Kenangan suram, menyakitkan yang membuatku rapuh. Sesakit inikah rasanya mengorbankan perasaan? Sesakit inikah berkorban demi sahabatku tersayang? Ah rasanya aku terlalu berlebihan, tapi inilah kenyataannya. Dimulai dari sesosok laki-laki yang menghampiri kehidupanku.
            Dia mengisi hari-hariku dengan keceriaan, memberikan sebuah harapan, dan semua tanggapan yang membuatku merasa nyaman berada disampingnya. Inikah cinta? Oh, aku masih bertanya-tanya. Dengan intensitas pertemuan kami yang semakin sering, kami selalu pergi bersama. Banyak tanggapan orang bahwa kami sedang membina suatu hubungan asmara, kami tepis anggapan itu mentah-mentah. Lambat laun aku merasa ada sesuatu yang berbeda tentang perasaan ini.
Ketika dia sedang tidak memiliki kekasih, aku baru saja berpisah dengan kekasihku juga, dan sahabatku sedang mencari pengisi hari indahnya. Terbesit dipikiranku untuk menyatukan mereka berdua, kedua sahabatku yang sedang mencari-cari kekasih hati.
Aku rela mereka bersama, berbagi waktu, saling percaya, menemukan cinta diantara mereka. Tapi tidak untuk saat ini, sepertinya pengorbananku terlalu berat. Dia, sorang yang sudah cukup lama bersamaku, kini sedikit menjauh dariku. Setiap kucoba mengerti apa yang ada dipikiran mereka, terlintas kata ‘jangan’ yang mengaung dipikiranku . Bukanlah salah, tapi setidaknya dia mengerti bagaimana perasaanku ketika ditinggal oleh teman terdekatku sendiri. Semakin hari mereka semakin tidak memperhatikanku, mungkin dianggapnya aku bak tembok besar penghalang rasa diantara mereka.
Hey! Ingat, aku yang menyatukan kalian kenapa aku ditanggalkan? Tak adil rasanya, tapi aku bisa apa. Sebenarnya perih hati ini melihat kalian bersama, bergandengan tangan, dan saling cinta. Dia, laki-laki yang ku kenalkan padamu. Sebenarnya aku sayang dia, aku mencintainya. Tapi ini bukan sepenuhnya kesalahan kalian, salahku juga telah memperkenalkanmu padanya padahal ku tahu aku masih tak rela.
Kujalani ini bagaikan simphoni hitam, perasaanku tak terbalaskan dan berubah jadi menyakitkan. Kalian berusaha meyakinkan, tapi aku yang merasakan. “Tuhan tolong buang rasa cintaku, jika kau tak ijinkan aku bersamanya”
Kini aku menyerah, bahagiamu bahagiaku juga. Sedihmu adalah sedihku juga. Meski tak jarang aku harus tertawa didalam kesedihan, dan menahan tangis karena kekecewaan. Semoga kau bisa menjaganya, menyayanginya, jangan kau kecewakan dia sahabatku. Kurelakan dia untukmu, walau pisau berkarat menancap dalam dibenakku dan kawat berduri menghiasi jantung ini. Perih memang, tapi akan kulakukan untuk kalian. Kuharap pengorbanan ini tidak sia-sia.
Untuk teman terdekatku yang ada disana…

1 comment:

  1. Semoga kalian tahu apa yang ku maksud :)
    Thanks readers, visitors, lovers, haters :)

    ReplyDelete